karimun jawa

Rabu, 13 Oktober 2010

Sumpah Pemuda yang Terlupakan Zaman

Kami putra-putri indonesia bertanah air satu, tanah air indonesia;
Kami putra-putri indonesia berbangsa satu, bangsa indonesia;
Kami putra-putri indonesia berbahasa satu, bahasa indonesia;
( sumpah pemuda, 28 oktober 1928)
Masihkah ingat dengan jelas isi sumpah pemuda di atas, cerminan pemuda-pemudi bangsa yang kini terlupakan zaman setelah memasuki era modern dan semakin berkembangnya teknologi membuat sumpah pemuda pun terlupakan dewasa ini. Bahkan hanya sebagian kecil pemuda-pemudi yang hapal dengan fasih isi sumpah pemuda yang dulunya dengan penuh perjuangan setengah mati oleh organisasi pemuda pada tahun 1928, yang seharusnya sumpah tersebut menjadi bagian penting dalam kemajuan bangsa indonesia.
1. Sejarah
Sejarah mencatat sumpah pemuda bermula dari dari hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau lebih dikenal dalam buku-buku sejarah disebut dengan Kongres Pemuda II yang dibacakan pertama kali pada tanggal 28 oktober 1928, yang pada kemudian tanggal ini menjadi hari peringatan “Hari Sumpah Pemuda”. Rumusan sumpah pemuda itu sendiri ditulis oleh Muhammad Yamin ketika Mr. Sunario sebagai utusan kepanduan tengah berpidato dalam sesi terakhir kongres. Sumpah pemuda ini awalnya dibacakan pertama kali oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan oleh M. Yamin.
Gagasan penyelanggaraan Kongres Pemuda Kedua sebenarnya berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), organasasi pemuda yang anggotanya adalah pelajar dari seluruh Indonesia dan para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hiong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab. Dan atas inisiatif PPPI pada waktu itu, kongres dilaksanakan langsung di tiga gedung berbeda dan dibagi menjadi 3 kali rapat. Rapat pertama, sabtu tanggal 27 oktober 1928 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang adalah lapangan Banteng) yang membahas mengenai semangat persatuan dalam sanubari para pemuda saat itu yang dibawakan oleh ketua PPI Sugondo Djojopuspito. Rapat kedua, pada minggu tanggal 28 oktober 1928 di gedung Oost-Java Bioscoop yang membahas mengenai pendidikan. Pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, yang berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan dirumah. Dan rapat ketiga, dilaksanakan di gedung Indonesia Clubgebouw di Jalan Keramat Raya 106 yang (kemudian tempat ini menjadi Gedung Sumpah Pemuda hingga sekarang), dan Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan ini sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal yang dibtuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman untuk pertama kalinya yang dimainkan dengan biola tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman pada waktu itu. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh para peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
2. Pudarnya Sumpah Pemuda pada Masa Kini
Semangat pemuda Indonesia telah lahir kala tercetusnya sumpah pemuada pada tahun 1928. Komunitas-komunitas pemuda lokal telah banyak meyakini akan hadirnya sebuah bangsa tanpa penindasan. Keyakinan itulah yang pada akhirnya menentukan pemuda Indonesia dalam meretas perjuangan kemerdekaan. Walau sebenarnya pada tahun 1917 telah terdapat kumpulan pemuda Jawa yang mengatasnamakan “Tri Koro Darmo (Jong Java)”. Menariknya, pemuda kala itu adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai semangat pembebasan nasional. Mereka yang dapat bersosialisasi dengan masyarakat, mereka yang dapat memberikan pendidikan gratis, mereka yang bersemangat membangun organisasi pembebasan nasional. Ya, itulah makna pemuda kala itu, dimana pemuda menjadi ujung senjata kekuatan rakyat.
Sejarah mencatat tanggal 28 oktober adalah peringatan sumpah pemuda, dan itu diperingati hingga sekarang. Tapi, apakah masih sama peringatan yang dilakukan oleh pemuda-pemudi bangsa indonesia dulu dan sekarang. Zaman yang semakin berubah mengikuti perkembangan zaman yang semakin menuntut kita untuk selalu mengikuti arah zaman modern yang perjalanannya sangat cepat dan itulah pula faktor utama pemuda-pemudi sekarang tak pernah lagi peduli dengan sejarah yang dulunya dipertahankan setengah mati oleh pejuang dulu.
Pada awal sumpah pemuda di peringati dengan mengumandangkan lagu indonesia Raya pertama kali oleh W.R. Supratman tanpa syair hanya menggunakan biola. Dan intinya membacakan isi sumpah pemuda dan menjadikan itu sumpah setia yang harus direalisasikan. Pada dewasa ini, sumpah pemuda hanyalah sekedar upacara bendera biasa dengan juga membacakan isi sumpah pemuda yang setelahnya mungkin hanya ucapan yang diucapkan oleh yang katanya putra dan putri Indonesia.
Pemuda-pemudi bangsa indonesia pada waktu pergerakan awal sangat bersemangat untuk mengubah bangsa indonesia menjadi lebih maju padahal pada saat itu indonesia belum merdeka, mereka memperjuangkan anak-anak bangsa menjadikan mereka lebih baik untuk kedepannya membantu dalam hal pembangunan bangsa hingga pada akhirnya Indonesia merdeka.
Kesetian terhadap tanah air memang menjadi suatu hal yang prinsipil. Suatu prinsip hanya dapat diukur dengan pikiran yang terkait dengan tindakkan. Dengan begitu, pemuda tanpa tindakkan hanya akan menjadi candu dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Apalagi dalam konteks kehidupan sosial hari ini yang telah jauh dari konsep keadilan. Dimana keadilan menjadi suatu hal yang bias dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Haruslah para pemuda-pemudi kembali memupuk rasa perjuangan itu, bukan ditinggalkan atau dilupakan karena indonesia masih sangat membutuhkan orang-orang yang berkompeten untuk menjadikan indonesia sebagai negara maju. Perjalanan bangsa indonesia masih sangat panjang.
Pemuda- pemudi pada masa kini seakan bias dengan arti sumpah pemuda, karena mungkin dewasa ini tidak mengalami secara persis sama dengan yang dialami dengan pejuang pemuda pada masa itu yang padahal sebenarnya dari dulu hingga sekarang sumpah pemuda sendiri masih sangat dibutuhkan, bagaimana tidak jika dulu Pemuda-pemudi bangsa Indonesia bergelut dengan kolonialisme bangsa asing, hari ini bangsa Indonesia bergelut dengan kebijakan pemerintah bangsa sendiri yang terkadang sulit diatur. Artinya, tanggung jawab moral seorang pemuda merupakan menyelesaikan suatu kebenaran dan konsep keadilan yang masih abstrak. Sehingga pemuda menjadi basis kekuatan kembali dalam tatanan Negara Indonesia. Karena pada dasarnya, perjuangan pemuda adalah mendidik rakyat dengan apa yang mereka punya, apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka rasakan. Sehingga identitas masyarakat tercipta dengan sendirinya dan pemuda hanya menjadi pendukung atas lahirnya semangat kemerdekaan yang terkekang.
Pemuda-pemudi bukankah menyadari dan memulai dengan hal terkecil untuk bangsa indonesia dengan menjadikannya negara terindah yang ada dimuka bumi, dengan menjadikan bangsa lain hanya sebagai pedoman untuk berubah lebih baik lagi kedepan demi mengembangkan dan memajukan dengan membanggakan bangsa sendiri bukan membangga-banggakan bangsa lainnya yang mungkin lebih maju. Menyadari potensi besar dalam diri indonesia yang penuh dengan ragam budaya berbeda, tempat-tempat wisata terindah, makanan-makanan khas tiap daerah, dan juga kekhasan tiap wilayah yang ada diseluruh penjuru Indonesia yang menjadikannya kaya akan rasa persatuan, membuatnya menjadi salah satu modal dasar untuk maju. Sebenarnya apa yang kurang dari bangsa indonesia ini ?
Hanya Indonesia masih sangat memerlukan pemuda-pemudi yang berkualitas serta keberanian yang tak mampu diperjualbelikan. Dengan begitu indonesia bukan hanya kuat dan tak mudah diadu domba bangsa lain tapi juga maju, dan yang paling penting rakyat indonesia haruslah produktif dan kreatif bukan komsumtif. Kapan bisa kita wujudkan ???
3. Sumpah Pemuda yang Terlupakan Zaman, benarkah ???
Indonesia telah lama merdeka semenjak tahun 1945 tapi keadaan di indonesia hanya sangat jauh dari yang namanya maju. Terlalu banyak tantangan di dalam negeri ini sebenarnya, Ada segelintir orang yang malah lebih percaya dengan ucapan orang luar, ada juga segelintir orang yang hanya memikirkan kemakmuran dirinya sendiri, juga ada segelintir orang yang lebih tidak peduli dengan apapun yang terjadi. Pemudalah sebenarnya tonggak dari semuannya, merekalah yang seharusnya bersemangat untuk berjuang memajukan bangsa barulah mungkin masyarakat pasti akan mendukung tindakan kebenaran untuk bersama-sama maju kedepan. Bukankah manusia itu jenis orang yang akan mengikuti orang yang diaggapnya benar.
Sebenarnya pemuda-pemudi indonesia masih peduli dengan yang namanya sumpah pemuda, mereka bahkan masih ingat dengan jelas isi dari sumpah pemuda itu dan juga tanggal sumpah pemuda itu sendiri diperingati. Mereka bahkan sangat miris melihat negara indonesia yang semakin lama semakin tak kenal apa itu keadilan.
“ negeri kita ini perlu diperbaiki mulai dari dalam, karena semua orang mementingkan dirinya sendiri dan itu berakar sampe kepemimpin-peminpin negara. Bagaimana negara bisa maju. Sebaiknya para pemuda haruslah punya jiwa besar untuk segera menyongsong masa depan, jangan hanya mau bicara” pernyataan mahasiswa berinisial TH (21) ketika ditanya mengenai makna sumpah pemuda sekarang ini.
Tak jauh berbeda dengan pernyataan LA (20) ketika ditanya pertanyaan yang sama dia menyampaikan. “ buktikan kalo seluruh pemuda di indonesia mencintai bangsanya, kita harus mencontoh para pejuang yang sangat bersemangat untuk merdeka. Kita juga seharusnya semangat juga untuk menjadi negara yang maju. Percuma saja ada semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Ayo... kita sama-sama menjadikan indonesia maju.”
Ketika ditanya seperti itu bukankah para pemuda sangat bersemangat untuk menjadikan bangsa kita menjadi lebih baik, jadi sebenarnya dimana salahnya dari bangsa kita ini ? mungkin sebagian besar telah melupakan semboyan lama tersebut “ bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” dan mungkin ini juga yang menyebabkan indonesia semakin lama semakin jauh dari maju, karena para pemuda sendiri telah melupakan semboyan itu. Sebaiknya kita bersatu untuk membuat negara ini baik. Bukankah itu yang kita mimpikan, jangan hanya bicara !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar