karimun jawa

Jumat, 04 Maret 2011

LELAKI UNTUKKU …

OLEH : SRI WULANDARI

Sekejab rasa itu menghilang. Benci tlah rasuki raga hingga tak kenal apa itu rasa. Cinta, sayang, suka hanyalah omong kosong belaka. Cinta itu hanya jebakan untuk membuat jiwa ini perih, layu, lalu mati. Sayang itu hanyalah menunggu rasa yang akan sakiti hati dan suka hanyalah permainan petak umpet yang menyimpan sejuta rasa benci. Duka perlahan menitik seperti gerimis yang membasahi dedaunan lalu deras di tambah halilintar dan petir yang kian menyambar menggelegar , memporak-porandakan semua yang ada di sekitarnya.

Bulan pucat pasi di atas langit yang kian kelam. Sayup-sayup terdengar lolongan anjing atau serigala, entahlah. Aku duduk sendiri di taman ini menanti cerita kekasih yang entah kapan datang kembali. Aku menatap bulan di langit malam, seperti melihat wajah sendiri yang kian seperti mati. Terkadang lewat pasangan-pasangan muda maupun tua yang entah memang kekasihnya atau tidak, aku tak tau dan memang tak ingin mau tau. Malam semakin kelam, sepi kian menggelayut merasuk terasa di seluruh penjuru hati. Dingin juga kian menusuk-nusuk tubuhku. Aku tetap duduk tak bergeming di antara bulan yang kian pucat pasi dan malam yang kian kelam membelam, menanti cerita kekasih yang entah kapan datang lagi.

****

Aku menemukan karunia Tuhan yang sempurna ketika aku dan malam masih bersahabat. Dia menangkupku dengan cinta lalu membawaku pulang.

Lelaki… untukku !

Lelaki itu datang dalam hidupku. Melengkapi warna yang dulu hanya ada hitam dan putih. Lelaki itu membuatku merasakan indahnya hidup. Mencerahkan hari-hari yang kulewati. Membelai dengan kehangatan hingga aku lupa di mana aku berpijak. Duniaku terlalu penuh dengan kebahagiaan, hingga tak ada duka yang berjelaga di antara dinding hidupku. Hidupku sempurna, tak ingin ada yang mengusik dan mengganggu kebahagian kami. Dunia milikku dan dia. Aahh… sungguh indah rasanya.

“hari ini apa kamu akan pulang cepat sayang ???” aku bertanya pagi itu ingin tau kegiataan yang akan dikerjakaannya hari ini

“hari ini aku akan pulang malam sayang, sebaiknya kamu tidur duluan dan jangan menungguku.” Ujar dia dengan gaya khasnya yang lembut. “aku tidak akan meninggalkanmu !” sambil membelai mesra hatiku.

Aku selalu disini, ditempat yang sama,di dalam rumah ini menanti kedatangannya yang membawa cinta untukku. Menyiapkan apapun keinginannya hingga dia memberikan pujian manis yang selalu memabukkanku hingga melayang. Aahh… terlalu indah cintaku untuk diungkapkan. Telah 3 bulan ini kami menjalin kisah cinta. Cinta antara aku dan dia, cinta antar makluk Tuhan, cinta antara cinta, cinta antara manusia, cinta dengan kasih dan hanya cinta ….

Ada yang salah dengan cintaku?

Cintaku tak pernah salah

Orang-orang yang menganggap cinta kami salah. Mengecam dan menghina kami hingga kami tuli dan kami tak peduli.

Apa yang salah?

Cinta tak pernah salah. Hanya karna cinta itu buta dan tak melihat.

“sudahlah sayang, mereka tak akan mengerti tentang kita. Yang tau hanya kau dan aku. Dan yang berjalan juga kau dan aku, bukan mereka…” begitulah kata-katanya yang membuat tenang dan damai.

Ah…semua telah terlanjur dan kami telah menikmati indahnya cinta kami. Aku hidup dengan dia, bukan dengan orang yang terus-terus menghina hidup kami padahal di dalam hati slalu kesepian butuh cinta,haus cinta, miskin cinta dan sangat memimpikan cinta. Kami menikmati hidup kami. Tak pernah ada duka atau luka, yang ada hanya cinta. Cukup hanya untuk aku dan dia, tak perlu ada yang lain.

Lelaki untukku dibulan merah darah…

Cerahnya malam ini sama seperti gambaran hatiku yang semakin merah oleh cinta. Aku menanti kedatangannya di kamar ini, berkaca dan melihat betapa anggun dan cantiknya aku malam ini, walau aku bukan perempuan terindah, tapi…aku hanyalah keindahan malam yang memabukkan. Terlalu lama aku telah menantinya di sini, malam kian larut beranjak sedetik demi sedetik dan semakin sepi. Dia tak kunjung datang. Aku mulai resah gelisah menanti kedatangannya. Aku asa…

Disaat yang sama aku dikagetkan dengan bel pintu berbunyi berulang-ulang, aku beranjak untuk membuka pintu. Aku bertanya siapa yang datang, entahlah aku tak tau? Aku berjalan mendekat dan semakin dekat dengan pintu, membukanya dengan perlahan. Karena malam ini aku merasa tak mengundang siapapun tamu. Terkadang tamuku juga akan langsung memanggilku dan aku bisa menebak siapa yang ada di balik pintu itu. Hari ini aku tak tau siapa yang ada di balik pintu itu, tamu itu diam saja sedari tadi. Tak ada mengucapkan sepatah katapun dan aku curiga.

“happy birthday honey…!!!!” seseorang muncul dengan bunga menutup wajahnya

Aku tak tau siapa dia. Aku memiringkan kepala untuk melihat siapa di balik bunga yang sangat cantik sama seperti malam ini. Betapa terkejutnya aku melihat siapa dibalik bunga indah itu. Aku juga tak menyangka dia akan mengingat hari ulang tahunku yang keluargaku sendiri tak pernah mau mengingat hari luka itu. Air mataku menetes saat aku tak menyadari itu, aku terharu.

“kenapa menangis, sayang?” dia menghapus air mataku dan membawaku kedalam rumah dan mendudukkanku di sofa.

“aku sangat bahagia.”

Aku memeluknya dengan cinta. Lalu memberikan hadiah yang mungkin telah sering kami lakukan berdua ketika dia datang setiap malam, menggulung seperti gelombang laut yang menerpa daratan . Aku bahagia, tak ada luka dan duka di hidupku lagi.

“aku sangat mencintaimu sayang!” ujarnya ketika aku membuka mataku di pagi hari.

“aku juga! Apa kita akan selamanya seperti ini sayang?”

Dia diam sejenak, berpikir mencari jawaban.

“mungkin…??!” diam lama dan tiada henti, aku buyar. Aaah… tapi mungkin hanya perasaanku saja.

Aku merasa aneh, tak pernah aku merasa seaneh malam ini. Aku seperti akan kehilangan sesuatu dalam hidupku lagi. Aku tak mau, aku tak mau lagi ada luka dan duka di hatiku. Cukup sudah masa lalu yang kelam, membutakan mata hingga habis asaku untuk berlari mencari kebahagian. Kebahagian tlah ada di depan mata sekarang. Aku tak sanggup bila harus melepaskan bahagia. Sudah terlalu banyak tangis yang ditahan, sedu sedan yang di simpan. dan aku takkan sanggup melepasnya

Matahari menantang dan cerahnya hari ini membuat aku ingin keluar dan menikmati hari yang telah lama tak kulihat. Berjalan setapak demi tapak, melihat kiri kanan. Anak-anak berlari dan bermain dengan riang gembira, mengingatkan aku pada masa kecilku yang tak ada teman berbagi cerita ataupun bermain. Ayah dan ibuku selalu sibuk dengan diri mereka sendiri, ketika bertemu selalu berkelahi dan menyalahkan aku anak haram yang tak pernah diharapkan. Lalu pergi lagi menjadikan luka untukku. Beberapa pasangan muda perempuan dan lelaki sedang asyik memadu kasih di bawah rimbunnya pohon taman. Membuat iri beberapa pasang mata yang melihat, dan membuatku merasa sangat jengah karena mengingatkan aku pada ayah dan ibuku yang sekarang aku tak pernah tau mereka dimana, atau mungkin aku yang tak pernah mau tau sejak aku berusia 20 tahun.

Angin sepoi-sepoi membelai wajahku. Sudah lama aku tak pernah merasa segar seperti ini. Mungkin karena aku terlalu lama terus-terusan berada diruangan dan jarang menikmati kehidupan luar semenjak bersama dengannya. Tetapi panas terlalu menyengat membuat debu berterbangan naik membuat mataku kemasukkan debu jalanan.

“ah… sudah terlalu panas, lebih baik kembali pulang.”

Mataku tertumbuk pada satu sosok yang aku kenal. Sosok lelaki terindah yang selalu membuat aku bahagia yang selama ini selalu membuat hariku sempurna dan cerah walaupun tanpa mentari. Rasanya siang itu menjadi gelap dan petir menyambar dahsyat di sudut hatiku. Aku tak percaya, dan tak pernah mau percaya. Aku memperhatikan setiap langkah kakinya yang kian lama masuk ke sebuah motel bersama seorang…. Berangkulan dan bergandengan mesra.

Aku tak percaya…

Ini hanya kebohongan

Ini khayalan.

Dia bersama dengan lelaki

***

Malam itu dibalik jendela kamar terlihat bulan pucat pasi, sepertinya akan menggelinding jatuh, meledak dan terburai menjadi kepingan kecil. Dia datang dengan suka, membawa sebuket kebahagian semu. Dia tersenyum dan merangkulku. Aku tak peduli, aku marah dan aku kecewa.

“kenapa?” Aku diam

“apa yang terjadi tadi?”

Aku tetap diam

Aku memang posesif, karena aku tak mau membagi kebahagianku dengan orang lain. Cukup hanya aku dan dia saja yang menikmati, tak ada lagi orang lain yangkan ganggu hidupku dan dia.

“cukup sudah! Diam!!!!”

Dia terkejut dan mundur beberapa langkah dariku

“aku muak dengan apa yang kau ucapkan padaku. Buang semua omong kosongmu soal cintamu.”

“apa maksudmu, sayang?” dia berjalan mendekat

“ jangan panggil aku sayang. Kau pikir aku gak tau apa yang kau lakukan dengan lelaki itu, bergandengan lalu bermesraan di motel murahan itu. Tidak hanya ada aku dihidupmu.”

“itu tidak mungkin…!!” ujarnya membela diri

“apa yang tidak mungkin, aku melihatnya sendiri.” Dia diam

Dia tak bisa membantah kebenaran. Aku semakin gila dan melempar semua yang terjangkau tanganku kepadanya, dia mengelak

“kau penghianat. Kau bilang kau mencintaiku dan hanya aku. Kau pikir aku gak punya hati? Bukan manusia? Tega benar kau!!!”

“sayang aku akan menjelaskan semuanya.” Dia membela diri

“aku akan membunuhmu. Biar hanya aku sendiri yang akan memilikimu.”

“…..”

“mungkin lebih baik seperti itu, kau membuat kecewa. Kau sama dengan orang munafik itu, sama dengan ayah juga ibuku…” aku sesenggukan

Aku mengambil pisau dapur yang terjangkau genggamanku di atas meja makan. Berjalan semakin mendekatinya. Dia meringsek mundur menyelamatkan diri,mencari perlindungan agar tak tergapai olehku. Tetapi sayang dia terpojok dan aku menang. Aku mendekat juga, juga semakin dekat. Mataku gelap. Tak ada cahaya, yang ada sekelebat hitam. Aku menusuk tepat di jantungnya, biar tak ada lagi cinta selain untukku.

“sayang!!!” dia tertatih menggapaiku

Aku tersenyum penuh kemenangan karena sebentar lagi hanya ada dia dan aku.

“aku mencintaimu selamanya.” Dia terkapar tak berdaya lalu mati.

Air mataku tak dapat menetes lagi untuk kehilangan ini. Sudah terlalu banyak tangis yang ditahan, sedu sedan yang di simpan. Waktu telah membekukan lidahku untuk meratap. Dan ini bukanlah sebuah kehilangan.

“sayang aku akan menjagamu selamanya bersamaku. Tak akan ada lagi yang akan merebutmu dariku. Hanya aku…dan kita telah sempurna. Kau dan aku “

Aku membelai mesra wajahnya dengan tanganku yang penuh darah

“kau dan aku… satu !!!”

Cinta aku dan dia, cinta antar makluk Tuhan, cinta antara cinta, cinta antara manusia, cinta dengan kasih, cinta lelaki dengan lelaki terindah ….

Ada yang salah dengan cintaku?

Cintaku tak pernah salah

Orang-orang yang menganggap cinta kami salah. Mengecam dan menghina kami hingga kami tuli dan kami tak peduli.

Apa yang salah?

Cinta tak pernah salah. Hanya karna cinta itu buta dan tak melihat.

***

Sekejab rasa itu menghilang. Benci tlah rasuki raga hingga tak kenal apa itu rasa. Cinta, sayang, suka hanyalah omong kosong belaka. Cinta itu hanya jebakan untuk membuat jiwa ini perih, layu, lalu mati. Sayang itu hanyalah menunggu rasa yang akan sakiti hati dan suka hanyalah permainan petak umpet yang menyimpan sejuta rasa benci. Duka perlahan menitik seperti gerimis yang membasahi dedaunan hingga jadi embun lalu deras di tambah halilintar dan petir yang kian menyambar menggelegar , memporak-porandakan semua yang ada di sekitarnya.

Aku tetap duduk tak bergeming di antara bulan yang kian pucat pasi dan malam yang kian kelam membelam, menanti cerita kekasih yang entah kapan datang lagi.

Rumahcinta, 14 april 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar